06 April 2013

Keamanan Dalam Lempar Pisau


Keamanan haruslah menjadi prioritas dalam berolahraga lempar pisau, baik keamanan diri sendiri maupun lingkungan. Berikut beberapa tips yang patut diperhatikan saat berlatih.
  1. Pilihlah area yang cukup luas, dimana jarak antara Anda dengan target setidaknya sejauh 3 meter, di belakang dan di kiri-kanan Anda masih ada jarak yang cukup untuk melompat jika sewaktu-waktu pisau memantul kearah Anda.
  2. Jangan melempar bila ada orang mendekat dari arah manapun.
  3. Area di belakang papan target harus dapat Anda pantau setiap saat, sedemikian sehingga Anda bisa tahu bila ada orang ataupun hewan yang lewat.
  4. Jangan berlatih di area yang licin, dikhawatirkan Anda terpeleset saat memegang pisau!
  5. Ada baiknya menggunakan dua atau tiga pisau dalam latihan sehingga tidak terlalu sering bolak-balik melempar dan mengambil pisau. Saat satu tangan Anda akan melempar sebuah pisau, sebaiknya tangan lainnya tidak memegang sisa pisau yang belum dilempar. Simpanlah sisa pisau itu di meja atau apapun yang dianggap aman, di dekat posisi melempar supaya mudah diraih.
  6. Bila ada penonton, boleh saja dengan jarak setidaknya 3 sampai 4 meter di belakang Anda.
  7. Selesai berlatih, simpanlah pisau di tempat yang tidak terjangkau anak-anak!

Model Target Lempar

Banyak sekali model sasaran lempar, namun di sini hanya disajikan beberapa contoh yang umum saja.



                                                         













                             




















Above photos: http://www.knifethrowing.info


Buatan Sendiri 
rougeau.com




















                               

Latihan Lempar Pisau


Di masa-masa awal mempraktekkan lempar pisau, mungkin jari-jari dan lengan akan terasa pegal atau sakit setelah latihan. Karena itu, tidak perlu lama-lama melakukannya. Setelah 15 menit berlatih, konsentrasi akan turun dan akurasi lemparanpun jauh merosot. Jika latihan diteruskan, hasilnya akan tidak memuaskan dan malah mungkin Anda akan mengulangi kesalahan cara lempar, terus berulang hingga menjadi kebiasaan yang buruk. Tentu ini sangat tidak menguntungkan.

Lakukanlah latihan tiap hari bila memungkinkan. Jika tidak, 2 kali seminggu dianggap cukup. Untuk menambah mantap lemparan, tiap hari lakukanlah latihan penunjang seperti push-up antara 20 sampai 40 kali.

Untuk akurasi lemparan, sebaiknya tidak merasa puas hanya dengan pisau yang menancap saja. Buatlah titik atau lingkaran tertentu pada papan target dan konsentrasilah pada titik itu. Anda akan menyadari sulitnya menancapkan pisau secara sempurna dan tepat pada titik target tersebut.

Sebagai variasi, ada baiknya membuat beberapa lingkaran kecil terpisah di papan target lalu diberi nomor. Tentukan dalam pikiran, lingkaran nomor berapa yang akan jadi sasaran. Lemparlah kesitu. Maka Anda akan menyadari bahwa Anda tidak merasa puas bila tidak tepat ke sasaran, meskipun pisau menancap sempurna! Itu artinya Anda telah maju selangkah dari sekedar menancapkan pisau. Selamat berlatih.

Cara Melempar Pisau


Untuk para pelempar ortodoks.  Untuk orang kidal, lakukan sebaliknya.

Sebelum melempar pisau, baiknya lakukan dulu pemanasan yang cukup. Ini sangat penting untuk menghindari cedera otot. Pemanasan dapat dilakukan dengan peregangan lalu gerakan melempar (tanpa pisau) tanpa tenaga penuh.

Kita mulai dengan sikap tubuh. Kaki kiri di depan, kanan di belakang. Jarak antar kaki tergantung enaknya (tentu saja jarak kaki orang yang pendek akan berbeda dari orang jangkung). Kedua tumit berada pada satu garis lurus dan kaki belakang membentuk sudut 45 derajat atau lebih. Kedua lutut sedikit ditekuk. Titik berat tubuh ada di kaki belakang.
                
Foto Dari knifethrowing.info
Kedua lengan diangkat kedepan setinggi dada (Ini hanya sebagai patokan saja, tangan kiri tidak diangkatpun tidak apa-apa). Lalu tangan kanan yang memegang pisau, dilipat dan ditarik ke belakang hingga pisau berada di belakang kepala. Lalu lemparkan pisau dengan tenaga yang cukup. Saat melempar, pindahkan berat badan ke kaki depan, seiring dengan itu dada didorong sehingga miring kedepan, dan menambah tenaga lemparan. Namun pundak kanan tidak perlu digerakkan secara sengaja, hanya ikuti saja gerakan dada.

John Bailey. Foto: knifethrowing.info
Pada saat lengan kanan mengarah tepat ke target,  lepaskanlah pisau dan tariklah jari-jari tangan. Jangan menghentikan ayunan tangan secara seketika ataupun melecutkannya. Ikuti saja ayunan lengan. Teknik ini disebut “Follow Through”. Dalam hal ini, yang penting adalah saat yang tepat untuk melepaskan pisau. Pengalaman pribadi: jika tangan dilecutkan, akan menimbulkan rasa pegal atau sakit hingga selama 2 hari bila dilakukan berulang-ulang.
                
Jika sudah hapal titiknya, tak perlu lagi mengangkat lengan kiri. Untuk lemparan jarak jauh, sedikit gerakan pinggul dapat membantu menambah kekuatan lemparan.
                
Jangan lupa untuk mengingat gerakan yang benar dan tenaga yang dikeluarkan saat melempar sehingga diperoleh hasil yang konstan.









05 April 2013

Jarak Lempar

Sebagai permulaan, lakukanlah gerakan tangan dan badan dalam melempar dengan cara dan tenaga yang sama secara konstan, tanpa menggunakan pisau. Setelah menguasai gerakan tersebut secara konstan, barulah gunakan pisau dan carilah jarak lempar yang tepat untuk pisau lempar Anda. Dalam pencarian jarak, belum diperlukan lemparan sekuat tenaga karena dikhawatirkan bila masih terlalu dekat dengan papan target dan pisau tidak menancap, maka pisau tersebut akan memantul kearah pelempar. Ini berbahaya. Gunakan tenaga secukupnya saja yang sekiranya dapat membuat pisau menancap. Perihal penggunaan tenaga, baca “Kajian Lempar Pisau”.

Pisau 1: Pas.              Pisau 2: Terlalu Mundur.

Berdirilah dengan arah lurus, tepat didepan papan target. Posisi lempar: Satu kaki di depan, satu kaki di belakang, sebagaimana dibahas pada tulisan “Cara Melempar Pisau”. Untuk lemparan pertama, cobalah dari jarak sekitar 3 meter, diukur dari ujung kaki belakang ke papan target. Gunakan “Handle Grip” (lihat “Cara Memegang Pisau Lempar”). Setelah berputar sebanyak satu putaran, pisau akan menancap. Kalau tidak menancap, Anda harus maju atau mundur sedikit, paling banyak hanya 10 cm saja setiap mengubah jarak. Jika pisau menancap dengan posisi gagang membentuk sudut keatas, berarti Anda berdiri terlalu mundur – maka majulah sedikit (perhatikan gambar di samping, pisau yang sebelah kanan). Jika pisau menancap dengan posisi gagang membentuk sudut kebawah, berarti Anda terlalu dekat – mundurlah. Teruslah mencari jarak yang tepat dengan cara maju atau mundur. Setelah menemukan jarak yang tepat, tandailah posisi itu di tanah. Ingat, yang ditandai adalah titik dimana ujung jari kaki belakang berpijak. Teruslah berlatih pada posisi ini hingga diperoleh hasil yang konstan. Selalu waspada kalau-kalau pisau memantul kearah Anda.



Setelah menguasai pisau dengan baik pada jarak pertama tadi, kini latihan lemparan untuk satu setengah putaran, dimana pisau dipegang pada bilahnya (blade grip). Ini bisa dilakukan kalau bilahnya tidak tajam. Posisi ini biasanya sekitar 1 meter mundur dari titik pertama tadi. Latih terus. Namun jangan kaget, jarak lempar dapat berbeda sedikit pada sesi latihan hari berikutnya.

               

Lalu latih juga pada jarak lebih jauh dimana pisau akan berputar sebanyak 2 putaran. Karena Anda telah menemukan cara melempar yang benar dan hasil baik yang konstan pada latihan sebelumnya, dan selalu menggunakan gerakan lemparan yang sama, maka pisaupun akan melaju dengan cara yang sama. Dengan demikian, mestinya tidak ditemukan masalah pada lemparan 2 putaran, 3 putaran, dan seterusnya. Bahkan para pelempar pisau profesional dapat melakukannya dengan 7 putaran! Namun jangan lupa, mereka bisa melakukannya setelah bertahun-tahun latihan. Sabar ya …




Cara Memegang Pisau Lempar


Hammer Grip
Patut diketahui, ada dua bagian pisau yang lazim dipegang sebelum dilemparkan, yaitu  bagian gagang (handle) dan bagian bilah (blade). Cara memegang pada gagang disebut “Handle Grip”, sedangkan pada bilah disebut “Blade Grip”. Namun untuk jenis pisau yang berbilah tajam serta bermata dua, blade grip dirasa kurang aman, dikhawatirkan akan mencederai jari.
  Menginjak ke cara memegang pisau. Cara yang paling mudah adalah “Hammer Grip”, yaitu cara memegang sebagaimana kita memegang gagang palu.                                                                                                 
                                                                                                                                  

Variasi Dari Hammer Grip
Sebagai variasi, ada juga yang melakukannya dengan menempatkan jempol pada punggung pisau untuk menambah kekuatan lemparan. Cara ini disukai oleh John Bailey. Namun jika bilah pisaunya tajam, sebaiknya tidak menggunakan cara ini pada bilahnya, hanya pada gagangnya saja. Hal ini untuk menghindari cedera jari. Perlu diperhatikan, pergelangan tangan tidak perlu ditekuk atau dilecutkan saat melempar, karena hanya akan menghasilkan putaran (rotasi) pisau yang tidak terkontrol.
                                                                                                                                                                
                                                                                                        

Pinch Grip Pada Gagang
Cara lainnya adalah “Pinch Grip”. Ini biasa digunakan untuk pisau lempar yang ringan. Cara memegangnya yaitu pisau diapit oleh jempol dan telunjuk. Pisau dipegang lurus searah dengan lengan, seolah-olah menjadi perpanjangan lengan. Anda bisa gunakan 2/3 bagian jari kearah telapak tangan, atau cukup dijepit dengan ujung-ujung  jari saja. Untuk pisau yang lebih berat,  atau jika ingin melempar dari jarak yang lebih jauh, bisa ditambah jari tengah.
                     

                                           
                                                                                                 
                                                                                                 
  Untuk bilah tajam, pinch grip bisa diterapkan pada pisau yang bermata satu, dipegang pada punggungnya yang tumpul. Juga masih bisa untuk pisau yang bermata dua yang bilahnya tidak tajam. Pegangan tidak boleh terlalu longgar ataupun terlalu erat. Hanya pegangan yang pas dan lemparan yang relax yang akan memberi hasil memuaskan.

Perlu dicatat: Bila kita pegang pisau di bagian ujungnya, maka pisau akan berputar semakin cepat – otomatis memperpendek jarak lempar untuk satu putaran. Sebaliknya, semakin panjang bagian pisau yang kita pegang, akan dapat memperlambat putaran pisau – maka semakin jauh lemparan yang dapat kita lakukan untuk satu putaran. Namun demikian para pelempar profesional mempunyai trik masing-masing untuk menghasilkan sesedikit mungkin putaran pisau, bahkan tidak berputar sama sekali!

Sebenarnya banyak cara memegang lainnya, namun yang paling umum adalah cara yang telah dijelaskan diatas.

Titik Pusat Gravitasi Dan Berat Pisau


Berapa berat pisau lempar yang ideal? Yang jelas, jangan pernah gunakan pisau lempar yang sangat ringan. Pisau lempar seperti itu bisa memantul kearah pelempar sejauh 3 meter! Bukankah itu sangat berbahaya? Hal seperti ini beberapa kali saya alami, untunglah tidak sampai mengenai badan.
               
Selain berbahaya, pisau yang ringan sangat sulit dikendalikan dan diandalkan konsistensi hasil lemparannya. Dan tak kalah penting, pisau ringan pastilah tipis, dan mudah rusak atau patah. Sia-sialah uang Anda.

Sebagai permulaan, gunakanlah pisau dengan berat sekitar 200 gram. Untuk jarak 5 meter atau lebih, bisa gunakan 250 gram atau lebih. Pisau yang berat akan lebih stabil saat “terbang” menuju sasaran. Siapkan saja tenaga yang lebih besar untuk pisau yang lebih berat.

Panjang pisau juga berpengaruh. Semakin panjang pisau, semakin sedikit putaran yang dibuatnya sebelum mengenai target. Itu berarti kemungkinan menancap lebih besar. Rata-rata panjang pisau yang dipakai antara 30 cm sampai 40 cm.

Untuk titik pusat gravitasi (Center of Gravity),  paling ideal terletak tepat ditengah-tengah pisau. Sebagai contoh, jika panjang pisau 30 cm, maka titik pusat gravitasi sebaiknya berada tepat 15 cm diukur dari ujung pisau. Pisau yang memiliki titik pusat gravitasi yang pas akan membuat putaran sempurna saat melayang di udara, sehingga perkiraan jarak lempar lebih mudah dibuat. Namun masih ada toleransi sekitar 1,5 cm kearah bilah ataupun kearah gagang.

Cara Mencari Titik Pusat Gravitasi
Bagaimana cara menemukan titik pusat gravitasi sebuah pisau? Mudah saja. Bentangkan telunjuk seperti menunjuk kearah depan, lalu letakkan tengah-tengah pisau diatasnya. Bila pisau berat sebelah, pasti akan miring, sebagian pisau akan berada lebih rendah dari bagian lainnya. Maka geserlah pisau sedikit-sedikit kearah bagian yang lebih rendah sampai pisau menjadi horisontal sempurna. Itulah titik pusat gravitasinya.

Disarankan untuk menggunakan pisau dengan titik pusat gravitasi yang tepat ditengah atau setidaknya mendekati itu, karena akan terasa bebas dan mudah meskipun berganti model pisau. Dan kebanyakan pisau lempar didesain memiliki titik tersebut di tengah atau sekitar tengah.

Lain halnya kalau memakai pisau yang lebih berat ke gagang (handle-heavy knife) ataupun yang lebih berat ke bilah (blade-heavy knife), meskipun kita telah menguasai sebuah model pisau, kita akan memerlukan penyesuaian lagi bila menggunakan model lain.

Bila harus memilih diantara blade-heavy dan handle-heavy, saya lebih memilih blade-heavy karena pisau yang lebih berat bilahnya dapat menancap lebih mantap dan dalam, namun kita harus mundur sekian jarak dari titik lempar biasanya. Saat menggunakan pisau yang lebih berat ke gagang, pisau cenderung menancap dengan letak gagang lebih tinggi dari ujung bilah. Relatif lebih sulit untuk menancap tegak lurus terhadap papan target. Mungkin ini disebabkan oleh tenaga dari rotasi yang tersisa pada gagang.

Memilih Pisau Lempar


Berikut ini beberapa tips memilih pisau lempar.
  1. Jangan memilih pisau yang ringan, karena lebih sulit dikendalikan, sulit mendapat hasil yang konstan, dan sangat mudah memantul kearah pelempar. Sangat berbahaya.
  2. Jangan pula pilih pisau tipis, karena pada umumnya akan mudah patah. Pilihlah pisau dengan ketebalan antara 4 mm sampai 6 mm.
  3. Tidak disarankan memilih pisau yang banyak lubang atau hiasan berupa lubang dengan berbagai variasi bentuknya karena itu akan mengurangi kekuatan pisau, menjadi lebih mudah patah. Kecuali pisau itu dibuat dari bahan yang sangat keras - tentu harganya aduhai.
  4. Untuk pemula, sebaiknya pilih pisau dengan letak titik pusat gravitasi di tengah atau setidaknya mendekati titik tengah. Pisau seperti ini lebih mudah dikontrol. Bahkan para profesional sekalipun banyak yang menggunakan pisau seperti ini.
  5. Pilihlah pisau lempar dengan panjang antara 30 cm sampai 40 cm. Hasilnya akan lebih memuaskan dibanding pisau yang pendek, dan dengan ukuran itu akan lebih nyaman digunakan untuk jarak yang lebih jauh.
  6. Sebaiknya tidak membeli pisau dengan ujung yang terlalu runcing karena akan mudah patah. Namun ujung yang cenderung membulat juga membuat pisau lebih sulit menancap. Jadi pilih yang keruncingannya sedang saja.
  7. Selalu pilih pisau lempar yang gagang dan bilahnya dibuat menyatu. Jangan pernah membeli pisau lempar yang gagang dan bilahnya dibuat terpisah lalu disambungkan karena disitulah letak titik lemahnya. Akan mudah patah.
  8. Pisau lempar tidak memerlukan bilah yang tajam. Bukan tajamnya yang penting, namun proporsi antara ketebalan dan keruncingan ujungnya. Disamping itu, tangan akan lebih mudah terlukai oleh bilah tajam.
  9. Gagang pisau lempar ada yang polos, ada yang dilapisi kulit, plastik, kayu, logam lain, dan ada juga yang dililit tali. Semuanya dapat disesuaikan dengan kesukaan Anda. Namun untuk pemula yang lemparannya belum akurat, tentu yang polos sangat dianjurkan. Sayang sekali bila gagang cepat rusak karena membentur target.
  10.  Banyak sekali pisau lempar yang disepuh dengan logam lain berwarna-warni sehingga penampilannya menarik. Kelemahannya, sepuhan itu akan memudar seiring waktu. Terlihat kurang indah.

Pisau Saber Imitasi, harga Rp 35.000
Pisau SOG Yang Patah, harga US $100.
Foto: bladeforums.com













Yang utuh, cedera, dan almarhum. Rp 80.000 / set















Tentang Pisau Lempar


Kegiatan lempar pisau semakin berkembang seiring waktu, dan penggemarnyapun semakin banyak dan tersebar di seluruh dunia. Telah banyak perkumpulan lempar pisau berdiri di banyak negara. Kini lempar pisau lebih digemari sebagai olahraga ataupun pengisi waktu luang daripada sebagai cabang beladiri. Bahkan ada yang memanfaatkannya untuk bisnis pertunjukan seperti sirkus. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya, biarpun kita telah sukses menancapkan pisau di punggung lawan, kita telah kehilangan senjata, sementara lawan belum tentu dapat dilumpuhkan seketika. Hanya sedikit orang saja yang mengetahui dan dapat membidik tepat ke titik-titik mematikan.
   
Pisau lempar lazim dibuat menyatu antara bilah dengan gagang. Selain memudahkan pembuatan, hal itu akan mempertahankan kekuatan pisau karena jika bilah dan gagang dibuat terpisah lalu disatukan, maka pisau akan lebih mudah patah pada sambungan tersebut saat membentur target.

Seiring dengan frekuensi pemakaian, ujung runcing pisau lempar akan menjadi tumpul, terlipat, rompal, bahkan patah. Bahkan pada situasi tertentu, pisau lempar yang dibuat dari baja yang keras sekalipun bisa rompal atau patah pada ujung runcingnya. Dengan dasar itu, pisau lempar seringkali dibuat dari baja yang relatif “lunak”. Ini akan memudahkan untuk memperbaiki ujung yang rusak tersebut, cukup dengan peralatan sederhana seperti palu, asahan, kikir atau amplas.

Selain itu baja yang relatif lunak akan memudahkan si pembuat, terutama mereka yang membuat sendiri pisaunya dengan peralatan seadanya. Namun kekurangannya adalah, pisau akan relatif mudah melengkung pada bagian tertentu sesuai bentuk pisaunya. Meskipun lengkungannya tidak membentuk sudut yang besar, namun cukup mengganggu kenyamanan melempar dan hasil lemparan.

Cara mengatasi pisau yang melengkung cukup mudah, cukup dengan memukul bagian yang melengkung diatas dasar yang rata, dengan tenaga yang tidak terlalu besar. Bisa juga ambil dua potong balok pendek, yang satu menjadi alas ujung bilah, yang satu lagi menjadi alas ujung gagang. Tinggal pukul. Ada baiknya pisau ditutup kain pada bagian yang akan dipukul, supaya tidak berbekas. Namun bila terlalu sering terjadi (terutama pada pemula), pada akhirnya pisau akan patah juga. Karena itu makin sedikit membuat kesalahan dalam melempar, makin panjang umur pisau.
     
Sedangkan pisau yang dibuat dari baja yang keras akan mempunyai daya tahan yang relatif lebih baik, berumur lebih panjang. Beberapa pembuat pisau lempar ternama menjamin produknya tidak akan patah bilah ataupun gagangnya seumur hidup – tapi tidak disebutkan jaminan tahan rompal pada ujung runcingnya! Dan bila permasalahan diatas terjadi (disebabkan membentur pisau lain yang telah menancap lebih dulu, atau terjatuh dan mengenai batu, dll), maka memperbaiki kerusakan tersebut akan sedikit lebih sulit. Kita memerlukan gerinda listrik, itupun dengan lempengan gerinda dengan spesifikasi untuk baja keras. Gerinda yang dijual di toko besi pada umumnya hanya tahan untuk baja biasa (regular steel). Pisau lempar yang berbahan baja keras umumnya mahal. Silakan, mau piiih baja lunak atau baja keras?

Pisau lempar ada yang bermata satu (tajam hanya satu sisi), ada juga yang bermata dua (tajam pada kedua sisi). Dari segi fungsi utama, keduanya tak mempunyai perbedaan – dapat menancap sempurna.

Dari segi bentuk, pisau lempar sangat banyak variasinya. Mulai dari yang sederhana, hingga yang terlihat garang, bahkan indah. Polesan pada logamnyapun bermacam-macam, membuat pisau semakin indah, sampai-sampai sayang untuk memakainya.

Berapa harga pisau lempar? Sangat bervariasi, dari yang murah sampai yang mahal – silakan cari di situs-situs Amerika atau Eropa. Sebaiknya tidak senang dulu bila ada pisau lempar dengan bentuk bagus dan harga murah. Memang banyak  yang bagus bentuknya tapi murah, namun pisau seperti itu biasanya ringan, tipis dan relatif pendek. Jangan lupa perhatikan fungsi yang Anda pilih: Mau dipakai atau dipajang?

Untuk pemilihan pisau, silakan baca “Memilih Pisau Lempar”.
�"�ſ�

Tentang Saya


Saya belumlah ahli melempar pisau, baru pada tahap gemar lempar pisau. Namun sayangnya tidak tiap hari saya bisa latihan, karena rumah berdekatan dengan tetangga, sehingga suara benturan pisau dengan papan target dapat mengundang perhatian mereka. Bahkan anak-anak kecil berusaha menonton bila kebetulan mendengar suara benturan itu. Tentu saja ini tidak baik bagi perkembangan mereka, dikhawatirkan akan meniru dan melempar pisau kepada hewan, bahkan temannya! Selain itu juga berbahaya manakala pisau memantul kearah mereka. Maklum, anak-anak selalu berusaha melihat sedekat mungkin. Sudah beruntung bila saya dapat berlatih sekali dalam seminggu!
     
Untuk menyalurkan hasrat yang tertahan itu, saya berusaha menulis disini untuk berbagi ilmu dengan cara menulis sebagian pengalaman pribadi dan menerjemahkan atau mengambil intisari dari artikel-artikel dari luar yang saya cantumkan sumbernya sebagai referensi.
 
Mudah-mudahan semua tulisan disini bermanfaat bagi Anda yang baru belajar melempar pisau, mengingat tidak banyak tulisan tentang melempar pisau yang ditulis dalam Bahasa Indonesia.
   
Sumbangan berupa saran ataupun tulisan dari para senior di bidang ini akan sangat membantu. Salam …