28 September 2014

Perawatan Pisau Lempar


          Lama sekali tidak menulis karena lupa passwordnya! Bersyukur sekarang sudah ingat. Langsung saja, inilah beberapa cara merawat pisau lempar.
  1. Supaya pisau awet, sebaiknya gunakan sasaran yang tidak terlalu keras. Kayu jati, kayu ulin dan kayu yang keras lainnya bukanlah sasaran yang baik bagi pisau Anda. Gunakan kayu yang tidak terlalu keras seperti albasiah, angsana, dan sebagainya. (Nama kayu bisa berbeda di tiap daerah, yang penting tidak terlalu keras)
  2. Pastikan tidak ada paku didekat titik sasaran.
  3. Jangan pula papan target berada di lingkungan berbatu karena bila pisau terhempas ke bebatuan, akan cepat rusak.
  4. Selesai dipakai, bersihkan pisau dari kotoran yang menempel dengan cara dilap basah atau dicuci, langsung keringkan.
  5. Umumnya pisau lempar dibuat dari stainless, baja biasa, dan besi. Untuk stainless mungkin tidak terlalu masalah bila pisau tidak dikeringkan dari sisa air pencucian. Namun untuk baja biasa (seperti baja bekas suspensi/per kendaraan), apalagi besi, pisau wajib dikeringkan dengan lap untuk mencegah karatan.
  6. Untuk pisau berbahan baja dan besi bila akan disimpan dalam waktu lama, sebaiknya diolesi oli yang masih bagus. Bisa juga memakai minyak kelapa, tetapi ada baiknya minyak kelapa tersebut dipanaskan dulu di katel/wajan agar uap air yang terkandung di dalamnya hilang. Lihatlah pisau setidaknya dua pekan sekali untuk memastikan tidak ada karat yang timbul.
  7. Bila timbul karat, ada bahan pembersih logam yang banyak dijual di toko besi, antara lain Brasso, Autasol, Langsol.  Bahkan spray pembersih karburator kendaraanpun bisa digunakan. Namun yang paling mudah gunakan saja amplas. Jangan lupa untuk membersihkan kembali.
  8. Untuk pisau yang ujungnya sudah terlalu tumpul, gerinda manual ataupun gerinda listrik dapat digunakan untuk menajamkan kembali. Sebaiknya tidak menggunakan piringan gerinda listrik dengan grit (butiran) yang kasar, gunakan saja yang lebih lembut seperti ukuran 36 atau 46, bahkan ada piringan amplas yang bisa dipasang di gerinda listrik, ukuran grit-nya 100 atau yang sedikit lebih lembut ukuran  120.
  9. Sebaiknya simpan pisau di tempat yang kering karena tempat lembab bisa juga memicu karat.

Piringan amplas, ukuran grit 120, tampak atas.
Khusus tentang pemilihan piringan gerinda atau piringan amplas, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

    1. Jumlah putaran maksimum yang dapat ditangani piringan. Jika disitu tertera "Max 11.000 rpm", maka piringan tidak boleh dipasang pada gerinda listrik yang putarannya lebih dari 11.000 rpm (radian per minute atau putaran per menit). Bila hal ini diabaikan, akibat yang akan terjadi mulai dari yang ringan seperti piringan yang cepat habis hingga pecahnya piringan saat dipakai - sangat berbahaya! Karena itu kita harus tahu betul berapa rpm mesin gerinda yang kita punya. Jumlah rpm mesin gerinda listrik yang paling umum digunakan saat iini adalah 11.000 rpm. Sedangkan piringannya sendiri ada yang hanya 9.000 rpm (pengalaman pribadi penulis, mungkin ada yang lebih kecil dari itu). Namun sekarang kita beruntung, seiring dengan kemampuan mesin, kemampuan piringanpun ditingkatkan. Supaya aman, pilih saja yang rpm-nya 12.000 atau 13.000 keatas bila kita memakai mesin yang 11.000 rpm.
    2. Pada bagian atas piringan juga tercantum diameter piringan, rata-rata 100 mm. 
    3. Data teknis lainnya yang perlu diperhatikan adalah tingkat kehalusan piringan. Kode yang umum digunakan adalah huruf "A" ataupun "AA". Contoh: A36S, A46S, AA100S, AA120S. Makin besar angkanya, makin halus permukaan piringan atau amplas. Kode kehalusan tersebut hanya berdasarkan pengalaman pribadi untuk piringan merk Nippon Resibon dan Kinik. Untuk merk lain mungkin berbeda.

Piringan amplas, tampak bawah.
Sekian, semoga bermanfaat. Bila ada yang ingin menambahkan, silakan masukkan ke komentar. Namun komentar tidak langsung muncul saat itu juga, menunggu moderasi dulu.