Untuk para pelempar ortodoks. Untuk orang kidal, lakukan sebaliknya.
Sebelum
melempar pisau, baiknya lakukan dulu pemanasan yang cukup. Ini sangat penting
untuk menghindari cedera otot. Pemanasan dapat dilakukan dengan peregangan lalu
gerakan melempar (tanpa pisau) tanpa tenaga penuh.
Kita mulai dengan sikap tubuh.
Kaki kiri di depan, kanan di belakang. Jarak antar kaki tergantung enaknya
(tentu saja jarak kaki orang yang pendek akan berbeda dari orang jangkung). Kedua
tumit berada pada satu garis lurus dan kaki belakang membentuk sudut 45 derajat
atau lebih. Kedua lutut sedikit ditekuk. Titik berat tubuh ada di kaki
belakang.
Foto Dari knifethrowing.info |
Kedua
lengan diangkat kedepan setinggi dada (Ini hanya sebagai patokan saja, tangan
kiri tidak diangkatpun tidak apa-apa). Lalu tangan kanan yang memegang pisau,
dilipat dan ditarik ke belakang hingga pisau berada di belakang kepala. Lalu
lemparkan pisau dengan tenaga yang cukup. Saat melempar, pindahkan berat badan
ke kaki depan, seiring dengan itu dada didorong sehingga miring kedepan, dan
menambah tenaga lemparan. Namun pundak kanan tidak perlu digerakkan secara
sengaja, hanya ikuti saja gerakan dada.
John Bailey. Foto: knifethrowing.info |
Pada
saat lengan kanan mengarah tepat ke target,
lepaskanlah pisau dan tariklah jari-jari tangan. Jangan menghentikan
ayunan tangan secara seketika ataupun melecutkannya. Ikuti saja ayunan lengan. Teknik
ini disebut “Follow Through”. Dalam hal ini, yang penting adalah saat yang tepat untuk melepaskan pisau.
Pengalaman pribadi: jika tangan dilecutkan, akan menimbulkan rasa pegal atau
sakit hingga selama 2 hari bila dilakukan berulang-ulang.
Jika
sudah hapal titiknya, tak perlu lagi mengangkat lengan kiri. Untuk lemparan
jarak jauh, sedikit gerakan pinggul dapat membantu menambah kekuatan lemparan.
Jangan
lupa untuk mengingat gerakan yang benar dan tenaga yang dikeluarkan saat
melempar sehingga diperoleh hasil yang konstan.
No comments:
Post a Comment